Hati-hati Mengisap Puting Payudara Isteri

0

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/27/2010

Radang payudara, walaupun tak seberbahaya kanker payudara, wajib juga mewaspadainya. Apalagi bila suami Anda perokok atau tak peduli dengan kesehatan mulut. 
Meskipun kalah populer dengan kanker payudara, mastitis payudara juga wajib dikenali untuk upaya pencegahan karena jika sudah akut, bisa berakibat pengangkatan payudara. Istilah mastitis payudara berarti radang pada payudara. Gejalanya bermacam termasuk adanya benjolan di payudara. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya radang ini termasuk keberadaan kuman. 
Bila diumpamakan, payudara itu bagaikan pohon yang memiliki batang, dahan, dan ranting. Bayangkan saja betapa rumit jaringan pengikat, saluran, dan kelenjar penyusunnya. Oleh sebab itu baik pria atau wanita wajib menjaga bagian tubuh yang satu ini dengan baik untuk menghindari kemungkinan terjadinya mastitis. 
Tak hanya Anda pemilik payudara yang harus menjaga kebersihan, pasangan Anda pun mesti menjaga kesehatan mulut, jika ia terbiasa menghisap puting payudara saat berhubungan seks. 
Tiga Jenis Penyebab
Ada tiga jenis mastitis, yaitu:
  1. Mastitis periductal,
  2. Mastitis pueperalis, dan
  3. Mastitis supurativa.
Ketiga jenis mastitis ini muncul akibat penyebab yang berbeda dan muncul dalam kondisi yang juga berbeda. 
Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause, penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan mamary duct ectasia, yang berarti pelebaran saluran karena adanya penyumbatan pada saluran di payudara.
Read More...

Kenapa Nyamuk Tidak Menularkan AIDS? (Why Mosquitoes Cannot Transmit AIDS?)

0

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/26/2010

Topik ini pertama kali bermula dari laporan yang berasal dari suatu komunitas kecil di Florida Selatan yang berpendapat bahwa nyamuk memiliki peranan dalam menyebabkan tingginya korban AIDS di kawasan tersebut. Karena terlalu tergesa-gesa menerbitkan topik ini tanpa mencari informasi lebih jauh dari CDC (National Centers for Disease Control) maka masih banyak orang yang merasa bahwa nyamuk merupakan salah satu penyebab penularan AIDS dari satu individu ke individu lainnya.
Ada tiga teori mekanisme pengisapan darah oleh nyamuk yang biasa dijadikan alasan bahwa nyamuk dapat menularkan penyakit AIDS.
  1. Pada teori pertama, seekor nyamuk memulai siklusnya dengan mengisap darah seorang pengidap HIV dan menelan virus tersebut bersama darah si penderita. Setelah kenyang, nyamuk ini kemudian pulang ke sarangnya, tanpa pindah ke korban selanjutnya. Virus yang terhisap ini masuk ke dalam tubuh, dan bertahan dalam tubuh nyamuk tersebut, virus kemudian berkembang biak dan setelah itu pindah ke dalam kalenjar air liur (salivary gland). Nyamuk yang terinfeksi HIV ini kemudian mencari korban selanjutnya untuk dihisap darahnya. Korban selanjutnya ini bisa saja seseorang yang bersih dari HIV, namun saat nyamuk menghisap darah orang ini virus HIV yang ada dalam kalenjar air liur nyamuk tersebut ikut masuk ke dalam tubuh orang tadi. Mekanisme yang pertama ini digunakan oleh sebagian besar parasit dalam nyamuk, seperti malaria, demam berdarah dan sejenisnya.
  2. Pada teori kedua, seekor nyamuk memulai siklusnya dengan mengisap darah seorang pengidap HIV, namun belum kenyang mengisap ia sudah terbang karena terganggu. Daripada kembali ke korban yang pertama tadi, nyamuk memilih korban lain yang mungkin bebas dari AIDS. Setelah nyamuk tadi menusukkan mulutnya ke dalam kulit korbannya ini, nyamuk ini akan menularkan virus yang masih ada dalam mulutnya ke korbannya ini. Mekanisme ini termasuk mekanisme yang tidak lazim dalam infeksi parasit melalui nyamuk.
  3. Teori ketiga mirip dengan teori kedua, dimana saat nyamuk mengisap darah korbannya yang mengidap HIV tiba-tiba ia diganggu dan kemudian terbang untuk mencari korban kedua. Namun dalam teori yang ketiga ini, tiba-tiba nyamuk tadi dipukul oleh si korban, dan kemudian darah nyamuk yang telah terkontaminasi HIV ini masuk ke dalam luka si korban tadi.
Masing-masing dari mekanisme ini telah diselidiki dan diteliti dengan menggunakan berbagai macam serangga pengisap darah, dan hasilnya secara jelas menunjukkan bahwa nyamuk tidak dapat menularkan AIDS.
Read More...

Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Keamanan

1

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/24/2010

Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dapat berperan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah terkait dengan ketidakterpenuhinya kebutuhan keamanan. Adapun peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan adalah sebagai berikut:
  1. Pemberi Perawatan Langsung (care giver); perawat memberikan bantuan secara langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah terkait dengan kebutuhan keamanan.
  2. Pendidik; perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga agar klien dan keluarga melakukan program asuhan kesehatan keluarga terkait dengan kebutuhan keamanan secara mandiri, dan bertanggung jawab terhadap masalah keamanan keluarga.
  3. Pengawas Kesehatan; perawat harus melakukan ”home visit” atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kebutuhan keamanan klien dan keluarga.
  4. Konsultan; perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
  5. Kolaborasi; perawat juga harus bekerja sama dengan lintas program maupun secara lintas sektoral dalam pemenuhan kebutuhan keamanan keluarga untuk mencapai kesehatan dan keamanan keluarga yang optimal.
  6. Fasilitator; perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga faktor risiko dalam ketidakpemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi.
  7. Penemu Kasus/Masalah; perawat mengidentifikasi masalah keamanan secara dini, sehingga tidak terjadi injuri atau risiko jatuh pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keamanannya.
  8. Modifikasi Lingkungan; perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan.
Source: Perawat Indonesia & HIPERCCI
Read More...

KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

0

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/23/2010

MUKADIMAH
Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material dan spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah Republik Indonesia, maka kehidupan profesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.
Warga Keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi klien (individu keluarga kelompok dan masyarakat), oleh karenanya pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu berdasarkan pada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh.
Dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksankan tugas pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Tanah Air, Persatuan Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan pada UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggungjawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera dibawah ini:

PERAWAT DAN KLIEN
  1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
  2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien
  3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan
  4. Perawat wajib merahasikan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
PERAWAT DAN PRAKTEK
  1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus
  2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
  3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
  4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku professional
PERAWAT DAN MASYARAKAT
Perawatan mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat
PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT
  1. Perawat senantiasa memlihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasan lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayan kesehatan secara menyeluruh
  2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal
PERAWAT DAN PROFESI
  1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
  2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan
  3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
Read More...

Perencanan Pulang (Discharge Planning)

0

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/22/2010


A. Pengertian
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).

B. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. 

Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, Periksa apakah pasien/orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau instruksi verbal tentang penanganan, obat-obatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus-menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau.

Read More...

"I'm a Nurse" NOT "I'm Just a Nurse"

2

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/19/2010


Katakan dengan bangga……"I'm a Nurse", saya bangga sebagai PERAWAT. Tanpa kebanggaan terhadap profesi kita, kita akan selalu minder dan merasa bahwa diri kita ini adalah kelas dua. Bekerjalah secara professional, jangan lupa update ilmu selalu maka anda akan sadar betapa mulianya profesi kita.

Kita semua setara, bekerja bersama tapi bukan sebagai Pembantu tapi sebagai Mitra. Kita adalah "Pembantu Pasien", membantu dalam memenuhi ke-TIDAKMAMPU-annya, memenuhi ke-TIDAKTAHU-annya, dan mendorong ke-TIDAKMAU-annya.

Saudaraku se-Bangsa dan se-Tanah Air, jangan diam saja saat profesi kita ini dihina dan dianggap sebagai kelas dua. Katakan “I’m a Nurse” NOT “I’m Just a Nurse”.

Kepada para sejawatku dari profesi lain, kami bukan bawahanmu, kami adalah mitra kerjamu. Kita bersama menuju kebaikan pasien, kalian dengan Pengobatan dan kami dengan Perawatan. Kita tidak akan berpisah. Mari dukung kami untuk menjadi lebih baik dalam mendampingimu untuk pasien kita dengan membantu kami dalam pengesahan RUU Keperawatan sebagai perlindungan kami untuk kebaikan kita dan klien kita.

download dalam bentuk pdf disini
Read More...

GAGAL GINJAL KRONIK

1

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/13/2010

GAGAL GINJAL KRONIK
By. SANCO IRIANTO A,S.Kep.Ns
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian gagal ginjal kronis yang dikemukakan oleh beberapa ahli meliputi yaitu:
Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996).
Long (1996:368) mengemukakan bahwa Gagal ginjal kronik adalah ginjal sudah tidak mampu lagi mempertahankan lingkugan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi sudah tidak dimulai.
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya tidak reversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990: 349).

Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa tahun (Lorraine M Wilson, 1995: 812).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) atau penurunan faal ginjal yang menahun dimana ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan internalnya yang berlangsung dari perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan menetap sehingga mengakibatkan penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) berakibat ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan dan pemulihan fungsi lagi yang menimbulkan respon sakit.

B. Klasifikasi
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di klasifikasikan menjadi 4, dengan pembagian sebagai berikut:
1. 100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal berkurang.
2. 75-26 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal kronik.
3. 25-5 ml/mnt, disebut gagal ginjal kronik.
4. <5 ml/mnt, disebut gagal ginjal terminal.
Read More...

Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)

0

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/11/2010

Langkah-langkah tindakan resusitasi dapat dibagi menjadi tiga tahap:

1. Tahap I: Bantuan hidup dasar (BHD), terdiri atas:
A (Airway) : menguasai jalan nafas
B (Breathing) : membuat nafas buatan
C (Circulation) : membuat aliran darah buatan

2. Tahap II: Bantuan hidup lanjutan (BHL), terdiri dari:
D (Drug) : pengobatan dengan cairan dan obat
E (EKG) : melakukan pemantauan dengan alat elektrokardiografi
F (Fibrilasi) : menilai pengobatan dengan defibrilator (untuk fibrilasi ventrikel)

3. Tahap III: Bantuan hidup jangka panjang (BHJP), terdiri dari:
G (Gauging) : menilai keadaan korban masih dapat diselamatkan atau tidak
H (Human mentatiaon): melakukan resusitasi lanjutan dengan orientasi otak
I (Intensive care): mengelola korban secara intensif
Read More...

ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH

4

Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in | Posted on 2/10/2010

ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH
By. SANCO IRIANTO A, S.Kep.Ns
A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, Hal 369).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun pada usia lanjut. Akan tetapi, wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi kurang lebih 5-15%.

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari urethra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara urethra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi akan menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.

B. Etiologi
1. Bakteri (Eschericia coli)
2. Jamur dan virus
3. Infeksi ginjal
4. Prostat hipertropi (urine sisa)
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu:
1. Bendungan aliran urine:
a. Anatomi konginetal
b. Batu saluran kemih
c. Oklusi ureter (sebagian atau total)
2. Refluks vesiko ureter
3. Urine sisa dalam buli-buli dapat terjadi karena:
a. Neurogenik bladder
b. Striktur urethra
c. Hipertropi prostat
4. Gangguan metabolic:
a. Hiperkalsemia (kalsium)
b. Hipokalemia (Kalium)
c. Agammaglobulinemia
5. Instrumentasi
a. Dilatasi urethra sistoskopi
6. Kehamilan
a. Faktor statis dan bendungan
b. pH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman
Read More...